Mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kesehatan (FKes) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kembali torehkan prestasi. Baru-baru ini, mereka meraih Juara 2 pada ajang Indonesian Public Health Competition.
Cabang lomba yang berhasil dijuarai adalah Perencanaan Program Kesehatan dengan sistem berkelompok. Setiap tim berisi 3 orang. Dari Kesmas Udinus, tim diketuai oleh Nayla Rani Khoirun Nisa. Bersama 2 rekannya, yakni Dika Fadilah Yusuf dan Fadilla Ayu Kusuma.
Pada kompetisi tersebut, mereka mengusung judul ‘Strategi Peningkatan Kunjungan Pria di Posyandu ILP melalui Pembentukan Kader GATOTKACA di Desa Srikaton’. Ketua Tim, Nayla menceritakan sebelum menentukan judul, mereka melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui situasi desa yang mencakup karakteristik masyarakat, usia, dan pekerjaan.
“Setelahnya kami melakukan FGD bersama stakeholder untuk mengetahui apa saja masalah yang ada di Desa Srikaton. Hasil menunjukkan prioritas masalah yang ada adalah rendahnya kunjungan di Posyandu ILP Desa Srikaton. Kunjungannya masih 1,1% dari total target sebanyak 775 pria pada bulan September 2025,” ungkapnya pada Rabu (05/11)
Selain itu, masalah lain yang ditemukan ialah distribusi informasi kesehatan yang kurang merata pada masyarakat Desa Srikaton. Hal ini mengakibatkan miskomunikasi antar-masyarakat. Penetapan prioritas masalah itu dianalisis menggunakan metode delbeq, yang sebelumnya penyebabnya telah dianalisis dengan metode fishbone.
Tahapan Aksi
Untuk mencapai tujuan, mereka melakukan 5 tahapan. Dimulai dengan pembentukan struktur organisasi dalam kader Gatotkaca. Kemudian melakukan pelatihan dan pendampingan pemeriksaan kesehatan. Pada tahapan ini, dilakukan oleh bidan desa kepada kader tentang penggunaan alat pemeriksaan di posyandu.
Selanjutnya, dilakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan poster kepada kader Gatotkaca untuk media informasi. Nantinya, poster ini dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan melalui WhatsApp Grup.
“Kami juga melakukan pemberdayaan kader dalam pembuatan health news dan disebarkan secara online melalui grup WhatsApp. Kemudian, health news yang dibuat diverifikasi oleh kader Gatotkaca. Health news yang terverifikasi untuk menghindari penyebaran informasi kesehatan yang salah atau berita hoax,” jabarnya.
Dengan program tersebut, Nayla dan tim berhasil mendapat apresiasi dari juri pada saat kompetisi.
“Pencapaian ini membanggakan apalagi jumlah pesaing yang banyak berasal dari universitas populer. Tingkat kesulitan yang kami rasakan juga cukup tinggi, apalagi juri sudah bergelar doktor,” lanjutnya.
Namun, timnya berhasil menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dan unggul atas puluhan perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia.
“Motivasi kami mengikuti lomba ini untuk pengembangan diri dan keterampilan. Seperti menguji batasan diri, meningkatkan keterampilan, beasiswa dan piagam penghargaan, serta menambah pengalaman dan relasi. Ini pertama kali saya mendapat piala selama berkuliah dan akan terus mengembangkan prestasi saya ke depannya,” tandasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)






