Nama Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) terus eksis di kancah internasional. Kali ini, melalui capaian Dekan Fakultas Kesehatan (FKes) Udinus, Dr. Enny Rachmani, S.KM., M.Kom., Ph.D., yang secara resmi terpilih sebagai Wakil Presiden Asian Health Literacy Association (AHLA) untuk periode 2025–2026.

Penunjukan yang berlangsung dalam ajang bergengsi 11th AHLA International Health Literacy Conference yang digelar di Chung Shan Medical University Hospital (CSMUH) ini menjadi tonggak sejarah baru bagi Indonesia. 

Enny kini menempatkan perwakilan Tanah Air di jajaran kepemimpinan tertinggi organisasi literasi kesehatan se-Asia. Menurutnya jabatan ini merupakan amanah besar untuk membawa isu kesehatan Indonesia ke level global.

“Kehormatan luar biasa bagi saya, sekaligus pengakuan bagi komitmen Indonesia dalam isu literasi kesehatan. Amanah ini menjadi momentum bagi kita semua untuk memimpin gerakan literasi kesehatan di tingkat Asia,” ujar Enny usai pemilihan di Taichung, Taiwan, Selasa (25/11/2025).

Mengusung tema “Health Literacy and AI for Healthy World”, rangkaian konferensi AHLA  membahas tantangan kesehatan di era kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Menurut Enny, posisi strategis ini akan dimanfaatkan untuk memastikan teknologi kesehatan tidak hanya canggih, tapi juga bisa dipahami masyarakat luas.

“Tantangan ke depan ada di integrasi AI dengan kesehatan. Perkembangan teknologi dan kebijakan kesehatan harus dikawal agar dapat diakses serta dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di kota besar tapi sampai ke pelosok Asia,” jelasnya.

Rekam Jejak Udinus di Kancah Global

Menurut Rektor Udinus, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., terpilihnya dosen Udinus merupakan bentuk pengakuan dunia internasional atas konsistensi Udinus. Udinus bahkan telah memegang peran sentral sebagai AHLA Indonesia Country Office sejak tahun 2013.

Kontingen Udinus juga membawa misi khusus dalam konferensi ini, yakni mengawal isu strategis terkait masuknya Literasi Kesehatan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2029.

“Kami di Udinus terus mendorong agar literasi kesehatan menjadi prioritas nasional. Melalui jejaring AHLA, kami ingin menyelaraskan standar global dengan kebutuhan lokal di Indonesia,” pungkas Mas Rektor.

Udinus sendiri tercatat aktif sebagai pusat kajian literasi yang menjadi rujukan pengembangan alat ukur literasi kesehatan berbahasa Indonesia, menerbitkan jurnal internasional I-HeLiS, hingga menginisiasi Konsorsium Literasi Kesehatan Indonesia (ICHL) pada September lalu. Salah satunya berjudul Digital Health Literacy dan Smoking Media Literacy.