Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berhasil meraih Juara Favorit dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2025, pada 23-28 November 2025. Juara ini diraih melalui inovasi Shoulder Wheel for Optimal Rehabilitation (SWOR) di Kategori Prestasi Kelas Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI).
Pada PIMNAS ke-38, ajang bergengsi yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini diselenggarakan di Unhas, Makassar. Tim dari Udinus berhasil membawa pulang Juara Favorit setelah bersaing dengan 417 tim dari 170 perguruan tinggi di Indonesia.
Turut hadir dan mendampingi tim PKM yang lolos ke PIMNAS, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Udinus, Prof. Dr. Dra. Kusni Ingsih, M.M. Ia mengaku bangga atas pencapaian yang diraih oleh perwakilan Udinus. Prestasi ini membuktikan bahwa kerja keras mahasiswa mampu memberikan kontribusi nyata bagi dunia kesehatan.
“Sangat membanggakan karena salah satu inovasi karya mahasiswa kami bisa diapresiasi secara nasional dan dinilai memiliki kebermanfaatan tinggi. Penghargaan ini sekaligus memvalidasi bahwa riset mahasiswa mampu menjawab permasalahan kesehatan di masyarakat, yang dalam hal ini adalah rehabilitasi,” terangnya pada Rabu (10/12).
Dibalik prestasi tersebut, Udinus eksis di PIMNAS tahun ini dengan meloloskan lima tim sebagai peningkatan dari tahun lalu yang hanya dua tim saja. Menurut Prof. Kusni, PIMNAS sebagai barometer kreativitas mahasiswa, bukan sekadar kompetisi, melainkan pembuktian kualitas riset dan kreativitas mahasiswa Udinus.
Solusi Rehabilitasi Pascastroke
Sebagai salah satu inovasi yang mengantongi prestasi, SWOR merupakan alat rehabilitasi bahu untuk pasien pascastroke yang memiliki dua mode terapi, yakni aktif dan pasif. Alat ini terhubung dengan sistem monitoring berbasis website.
Inovasi ini dirancang oleh tim yang diketuai oleh Rahayu Melani dari Program Sarjana Teknik Biomedis Udinus, bersama empat rekannya yaitu Nurul Khasanah, Elisabet Chantika Dhana, Surya Ganang Syahputra, dan Farhan Nafsi Zein Abadan.
Rahayu mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut berhasil diraih berkat kerja sama yang solid, disiplin dalam setiap prosesnya, hingga komitmen untuk menghadirkan inovasi yang bermanfaat.
“Dalam merancang inovasi ini, kami telah mempersiapkan semuanya dengan matang. Mulai dari penyempurnaan konsep, validasi teknologi, hingga simulasi presentasi saat melaju ke PIMNAS,” terangnya.
Lebih dari itu, mereka juga melakukan benchmarking terhadap alat-alat rehabilitasi yang sudah ada. Konsultasi juga dilakukan dengan dosen, fisioterapis, hingga tenaga medis untuk memastikan inovasi tersebut tepat guna.
Inovasi dari mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Udinus itu bahkan sebelumnya telah diimplementasikan di Rumah Sakit William Booth Semarang, bekerja sama dengan pihak fisioterapis untuk mengevaluasi efektivitas dan kenyamanan penggunaan. Rahayu mengungkapkan, seluruh pencapaian ini tak lepas dari dukungan penuh dari Udinus, baik secara akademis maupun fasilitas.
“Kami mendapatkan bimbingan intensif dari dosen pembimbing, akses laboratorium, dan bantuan peralatan. Kampus juga menyediakan ruang diskusi, fasilitas uji coba alat, hingga pendampingan pelatihan presentasi menuju PIMNAS. Dukungan ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran penelitian dan performa kami,” tuturnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Tim SWOR)






