Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mendapat pengakuan secara internasional dengan resmi membuka ‘Pusat Layanan Konsultasi & Rekrutmen SDM Prefektur Yamaguchi’. Peresmian Yamaguchi Support Desk di Udinus menjadi sejarah baru karena pusat layanan ini merupakan perwakilan resmi pemerintah Prefektur Yamaguchi yang pertama kalinya dibuka di Indonesia.
Berlokasi strategis di Gedung A Lantai 1 Udinus Semarang, peresmian fasilitas tersebut dilakukan pada Selasa (23/12). Fasilitas ini diresmikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Udinus, Dr. Bayu Aryanto, S.S., M.Hum., bersama Koordinator Yamaguchi Support Desk, Aris Sutikno selaku perwakilan.
Kegiatan bersejarah ini disaksikan juga oleh dosen, perwakilan mahasiswa yang akan berangkat ke Jepang, serta beberapa pimpinan dari Prefektur Yamaguchi yang ikut menyaksikan melalui platform Zoom meeting.
Dekan FIB Udinus, Bayu Aryanto, menegaskan bahwa pusat layanan ini akan memfasilitasi persiapan standar internasional yang ketat untuk memastikan semua sertifikat internasional terpenuhi. Hal ini dikarenakan calon tenaga kerja wajib memiliki sertifikasi bahasa Jepang minimal level N5 atau setara dengan 300 jam belajar yang didukung dengan keahlian spesifik lain.
“Salah satu persiapan yang kami tawarkan yaitu pusat pelatihan bahasa Jepang. Karena saat ini peluang karier yang ditawarkan sangatlah luas. Mencakup sektor industri manufaktur, caregiver, hospitality, hingga tenaga profesional di bidang engineering,” ungkapnya.
Bayu juga menekankan bahwa fasilitas tersebut tidak dibuka hanya untuk mahasiswa dan alumni saja, melainkan sudah beroperasi penuh untuk masyarakat umum. Kehadiran Yamaguchi Support Desk di Udinus diharapkan menjadi jembatan masa depan antara Indonesia dan Jepang.
Solusi Penyerapan Tenaga Kerja
Koordinator Yamaguchi Support Desk sekaligus alumni Udinus, Aris Sutikno, menambahkan bahwa pemilihan Udinus sebagai lokasi pertama di Indonesia didasari oleh kecepatan birokrasi Udinus sebagai kampus swasta. Menurutnya, dukungan penuh terus diberikan pihak kampus yang memiliki hubungan baik dengan beberapa perusahaan mitra di Negeri Sakura.
“Harapan dari pemerintah Yamaguchi sangat tinggi. Pasalnya mereka membutuhkan SDM dari level paling bawah hingga engineering. Tentu dengan adanya support desk ini, SDM Indonesia dipersiapkan lebih matang sejak awal sehingga karier yang didapatkan jauh lebih matang lagi,” jelas Aris.
Secara terpisah, Wakil Rektor IV Bidang Riset, Kerja Sama, dan Inovasi Udinus, Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., menjelaskan bahwa langkah strategis ini diambil untuk menjembatani kebutuhan mendesak antara kedua negara. Kerja sama ini hadir sebagai solusi atas kondisi Jepang yang berstatus aging country atau populasi menua, sementara Indonesia justru memiliki surplus SDM.
“Fasilitas ini menjadi papan informasi utama bagi siapapun yang ingin magang atau berkarier di Jepang. Dalam waktu dekat, Udinus juga akan ‘Dijepangisasi’, di mana seluruh mahasiswa akan dibekali dengan kemampuan bahasa Jepang maupun pemahaman teknologi AI. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka bersaing di kancah global,” pungkasnya.
Prof. Supriadi juga menekankan bahwa pintu Yamaguchi Support Desk memiliki pelayanan khusus bagi para alumni, terutama mereka yang belum mendapat pekerjaan tetap karena menerapkan konsep lifelong learning. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Humas Udinus)






