Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang terus gencar kurangi penyakit tuberculosis (TB) di Jawa Tengah. Melalui program ‘District Based Public Private Mix for Puskesmas in Semarang City’, Fakultas Kesehatan Udinus menggandeng seluruh organisasi negeri maupun swasta yang beperan aktif dalam menanggulangi TB.
 
 
 
Tuberculosis atau biasa yang disebut dengan TB merupakan  penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh mycobacterium, yang berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama menyerang paru-paru. Bakteri TB dapat membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan membuatnya penderita dalam kondisi yang mengancam nyawa jika tidak dilakukan terapi. Dalam kenyataannya, penderita TB di Kota Semarang menduduki peringkat empat terbesar Jawa Tengah.
 
 
 
Dosen Fakultas Kesehatan Udinus sekaligus koordinator lapangan kegiatan penanggulangan tuberkolosis di Indonesia, Eti Rimawati SKM, M.Kes mengatakan bahwa Udinus kembali melanjutkan kegiatan penanggulangan TB yang sebelumnya telah dilakukan di dua puskesmas yakni Tlogosari Wetan dan Tlogosari Kulon. Nantinya program yang bertajuk District Based Public Private Mix for Puskesmas in Semarang City, akan menerapkan konsep District Based PPM sekaligus melakukan koordinasi kepada 16 puskesmas di Kota Semarang.
 
 
 
“Program ini nantinya akan dijalankan di dua sesi yakni melalui internal dan eksternal. Untuk internal sendiri nantinya akan melibatkan seluruh staff puskesmas untuk berperan aktif menanggulangi TB. Sedangkan untuk eksternal kami akan melibatkan seluruh fasilitas kesehatan (Faskes) dari mulai apotek hingga dokter praktek mandiri,” ujarnya.
 
 
 
Menurutnya rangkaian kegiatan tersebut akan dilakukan mulai bulan Juni-November 2018 dan akan melakukan kegiatan dari penemuan kasus hingga pengobatan TB. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan penanganan TB merupakan hibah dari Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging tot bestrijding der Tuberculose (KNCV) Tuberculosis Foundation Indonesia. “Udinus dipercaya oleh KNCV Tuberculosis Foundation Indonesia untuk membantu pemerintah dalam mengurangi kasus TB di Indonesia. Fokus pada awal ini lebih pada Kota Semarang yang masih ditemukan banyak kasus TB yang tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang,” ungkap Eti.
 
 
 
Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging tot bestrijding der Tuberculose (KNCV) Tuberculosis Foundation Indonesia sendiri adalah organisasi nirlaba internasional yang secara khusus berfokus pada pengentasan tuberkulosis (TB) di seluruh dunia dengan memperkuat sistem kesehatan dalam penanggulangan TB di tingkat global dan lokal. KNCV berkantor pusat di Den Haag, Belanda dan organisasi ini menjadi wadah bagi para dokter, peneliti, ahli pelatihan, perawat dan epidemiologis yang fokus pada pengendalian TB.
 
 
 
Mengenai banyaknya kasus TB di Kota Semarang, saat koordinator lapangan kegiatan penganggulangan TB beserta tim didampingi Dekan Fakultas Kesehatan Udinus Dr Guruh Fajar Shidik MCs, hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Penanganan Tuberkulosisi Dinas Kesehatan Kota Semarang, Maryati. Ia menuturkan lebih dari 2000 suspect telah ditemukan hingga tahun 2018 dan pihaknya masih terus melanjutkan pencarian suspect TB hingga tahun 2020 mendatang. Menurutnya peran Udinus dalam menanggulangi TB di Kota Semarang sangat besar dan sangat aktif untuk membantu pemerintah pusat maupun daerah.
 
 
 
“Kami harapkan sampai tahun 2020 penemuan suspect terus meningkat dan setelah tahun 2020 hingga 2025 tidak ada penambahan suspect. Selanjutnya 2025 kami targetkan kasus TB di Kota Semarang turun dengan penanganan yang penuh karena kami pad tahun ini masih mencari penyebab TB,” ungkapnya.
 
 
 
Sementara itu, Kahumas Udinus, Agus Triyono, S.Sos, MSi menegaskan Udinus akan terus berperan aktif membantu pemerintah dalam mengentaskan TB. Penanganan TB yang baik dan benar akan menjadikan Indonesia khususnya Jateng terbebas dari TB. “Kami akan terus ikut membantu pemerintah dalam mengurangi kasus-kasus TB maupun penyakit lainnya,” tutupnya. (*Humas Udinus/lex/AT/ Foto : Alex Devanda)