Ajang Dinus Festival (Dinusfest) tahun 2022 diikuti 3712 peserta yang berasal dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) /Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa. Ajang akbar itu dibuka dengan webinar yang membahas mengenai wirausaha muda di era digital.
Dinusfest sendiri merupakan rangkaian kegiatan lomba antar SMA (dan sederajat) serta berbagai macam expo dan webinar yang diselenggarakan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Selain siswa terdapat juga lomba bagi mahasiswa dan umum dengan total puluhan jenis lomba.
Dalam webinar kewirausahaan sekaligus pembuka Dinusfest 2022, dibuka oleh Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom. Webinar yang mengusung tema’Akselerasi Wirausaha Muda Dalam Era Digital’ diisi oleh tiga pembicara yang ahli dalam bidang kewirausahaan.Mereka yakni VP Strategic Regional Gojek Central West Java, Anandita Danaatmaja, Owner Culture Academy, Hendriansyah dan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Udinus, Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom, M.Cs.
Pada pidato pembukaannya, Rektor Udinus, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom mengatakan bahwa Dinusfest merupakan ajang kreasi Udinus bagi siswa-siswi di sekolah dan mahasiswa. Menurutnya kegiatan ini akan menumbuhkan semangat berkompetisi bagi siswa SMA yang mengikuti kegiatan Dinusfest 2022. Melalui ajang ini juga peserta juga dilatih untuk bertanding secara sungguh-sungguh dan tentunya diharapkan peserta menjunjung tinggi sportivitas.
“webinar ini juga menjadi sarana mentransfer ilmu dari para narasumber kepada para peserta siswa SMA/SMK maupun mahasiswa.,” jelas Rektor Udinus.
Sementara itu, Owner Culture Academy, Hendriansyah berbagi pengalamannya dalam membangun startup hingga mampu memasarkannya.Dalam paparannya, mahasiswa Program Studi S-1 Sistem Informasi Udinus menjabarkan beberapa alasan yang mampu menjadikan startup itu gagal dalam perjalanannya. Dua diantaranya tidak ada pasar permintaan produk yang dipasarkan dan startup kehabisan uang tunai karena tak adanya pemasukan dalam roda bisnis perusahaan.Menurut Hendri sapaan akrabnya–ide awal pembuatan aplikasi Culture Academy muncul ketika melihat potensi kerajinan UMKM di Indonesia sangat besar, namun produktivitasnya masih rendah.
Dalam platform tersebut, Hendri membaginya dalam tiga kelas. Kelas pertama create untuk UMKM yang baru memulai bisnis. Kelas kedua accelerate untuk UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya. Dan kelas ketiga scale-up untuk UMKM yang ingin membesarkan bisnis menjadi sebuah perusahaan besar.
“Tujuan kami membuat aplikasi ini ingin membantu para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan, dan membangun ekosistem yang terpercaya dan profitable di bidang pengembangan UMKM di Indonesia,” ungkapnya.
Dinusfest yang merupakan kependekan dari Dinus Festival pertama kali diselenggarakan pada tahun 2015 silam.Kegiatan itu diselenggarakan pada 8-22 Februari 2022.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer Udinus, Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom, M.Cs juga membagi mengenai kewirausahaan dan pilar teknologi dari industri 4.0. Beberapa pilar itu diantaranya, Cyber security, Cloud Computing, mobile technology mobile dan Cognitive Computing. Dalam paparannya, Guruh juga memberikan nasehatnya dalam menjadi seorang entrepreneur yang sukses, harus memiliki inovasi hingga kepemimpinan.
“Kemampuan untuk mampu menghadapi dan menanggulangi resiko itu penting dimiliki oleh seorang entrepreneur. Saya pesan untuk para peserta yang akan atau sedang merintis usaha, modal terpenting berwirausaha adalah pantang menyerah dan sungguh-sungguh,” tegas Guruh saat akan menutup paparannya.
Dinusfest telah menjadi agenda tahunan milik kampus yang berjuluk Kampus IT Terbaik di Jawa Tengah. Kegiatan Dinusfest diadakan 8 -22 Februari 2022. (Humas Udinus/Haris. Foto : Humas Udinus)