Sensasi menjadi forum ilmiah yang rutin diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HM Sisfo) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa pentingnya peran digitalisasi lintas sektor, diselenggarakan di Auditorium gedung H lantai 7 Udinus, pada Sabtu (22/06).

Kegiatan ini mempertemukan 237 peserta yang terdiri dari para akademisi, peneliti, mahasiswa, dan praktisi industri yang bergerak di bidang sistem informasi. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Sensasi kali ini dilengkapi dengan sesi Call for Paper. Tercatat sebanyak 29 karya ilmiah dipresentasikan sebagai kontribusi mahasiswa terhadap perkembangan riset di bidang sistem informasi dan industri digital.

Menghadirkan dua narasumber ahli, dari akademisi yaitu Rektor Udinus, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono., S.T., M.Kom. Sementara itu dari praktisi menghadirkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian RI, Drs. Masrokhan, MPA., CGCAE.

Turut hadir dan memberikan sambutan, Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus, Sri Winarno, M.Kom., Ph.D. Dalam laporannya, ia menjelaskan bahwa tema yang diusung yaitu ‘Transformasi Digital: Ekosistem dan Daya Saing Industri 4.0’. Tema itu sesuai dengan apa yang didapatkan oleh mahasiswa di FIK Udinus.

“Harapannya mahasiswa mampu memanfaatkan kegiatan ini untuk berbagi ilmu. Juga menuangkan gagasan yang sudah dipelajari mahasiswa di dalam kelas, melalui karya ilmiah,” harapnya.

Pentingnya SDM dan Infrastruktur Digital

Kemudian dalam paparannya, Prof. Pulung menekankan bahwa kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur digital di industri 4.0, akan menjadi pondasi penting dalam membangun ekosistem menuju Industri 5.0.

“Transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga inovasi, kolaborasi, dan penguasaan digital yang berkelanjutan. Sebagai mahasiswa, menjadi tantangan untuk fasih berkecimpung di industri 4.0. Oleh karena itu, kami terus mendorong kompetensi di FIK agar mempersiapkan mahasiswanya untuk terjun di era 4.0 ini,” jelasnya.

Sementara itu, Masrokhan menyampaikan urgensi digitalisasi di sektor industri, khususnya manufaktur, yang saat ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Ia menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan.

“Selain itu Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0 juga memiliki peran penting dalam akselerasi program Making Indonesia 4.0. Saya yakin, mahasiswa berada di fase yang akan menentukan masa depan, mereka bisa meningkatkan wawasan dan skill dalam menggunakan teknologi dan berkolaborasi,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Humas FIK. Editor: Haris. Foto: Humas FIK)