Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang sukses selenggarakan Program Gerakan Bebras Pandai di beberapa sekolah di Kota Semarang. Program tersebut sebagai bentuk untuk  mengenalkan computational thinking kepada para guru di berbagai jenjang.  

 

Udinus melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIK) memulai bentuk pengabdian masyarakat ini, dengan menggerakan computational thinking ke semua guru di sekolah mulai SD hingga SMA. Pada tahun ini 380 guru telah mendapatkan program Gerakan Bebras Pandai. Kegiatan tersebut merupakan program yang diselenggarakan oleh BEBRAS Indonesia dengan disponsori oleh Google.org. Selain itu juga telah mendapatkan dukungan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan & Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 

Sementara itu, tujuannya sendiri memberikan pelatihan computational thinking kepada guru, agar keterampilan yang didapat akan meningkatkan keterampilan berpikir secara kritis dan kreatif. Serta menjadikan guru sebagai penggerak dalam mengembangkan kemampuan computational thinking di Indonesia.

“Kami menggandeng BEBRAS. Suatu organisasi internasional yang berkomitmen untuk menggerakkan computational thinking.  Kami ingin para guru mengenal dan dapat menginfus computational thinking pada mata pelajarannya,” tutur Ayu Pertiwi, S.Kom., MT, tim Bebras Jawa Tengah dan salah seorang dosen di FIK Udinus.

 

 

Computational thinking merupakan metode penyelesaian persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer. Program Gerakan Bebras Pandai yang diselenggarkan pada awal tahun ini mendapatkan dukungan dari para guru. Hal itu terlihat antusiasnya para guru di beberapa sekolah saat mendapatkan program tersebut. 

“Metode ini akan sangat berguna untuk para guru-guru dari SD hingga SMA. Sehingga siswa tidak hanya diajak belajar komputer saja, namun juga memecahkan masalah menggunakan komputer. Dari beberapa sekolah yang sudah mendapatkan sosialisasi secara offline, mereka sangat senang sekali dan bersemangat, karena hal ini adalah hal baru,” tambah Ayu.

 

Dosen-dosen Udinus ini menjadi relawan-relawan Bebras yang melakukan pendampingan pada para guru, memberikan kontribusi pembuatan soal, mengupdate info, hingga mengadakan kompetisi berupa lomba Bebras Challenge secara online.

 

Bebras Challenge rencananya akan diselenggarakan pada November nanti. Lomba tersebut diperuntukkan bagi siswa SD hingga SMA. Kegiatan tersebut terdapat 4 kategori berbeda. Kategori tersebut yakni kategori ‘Si Kecil’ diperuntukkan bagi siswa SD kelas 1-3, ‘Siaga’, untuk siswa kelas 4-6, ‘Penggalang’, untuk siswa kelas 1-3 SMP dan ‘Penegak’, untuk siswa kelas 1-3 SMA.

 

Diakhir sesi wawancaranya, Ayu Pertiwi berharap akan semakin banyak guru yang mengenal dan menarapkan computational thinking ke siswa sejak dini.

“Semakin baik sumber daya yang dimiliki akan berdampak juga ke Indonesia. Tentunya Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang jauh lebih unggul,” tutupnya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Alex Devanda)