Rossima Tahtita isi waktu luangnya sebagai mahasiswi yang mengikuti perkuliahan daring dengan menjalankan dua online shop sekaligus. Mahasiswa Program Studi D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan (RMIK) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang tersebut sudah lebih dari satu tahun menjalankan usaha berjualan jam tangan serta penyewaan kebaya.

 

Gadis yang akrab disapa Ita tersebut, memulai usaha penyewaan kebayanya karena hobinya yakni membuat kebaya. Dalam menekuni hobinya ia tak sendiri, dibantu oleh sang ibu ia terus mengembangkan hobinya.  Dari mulai mencari bahan hingga mencari model untuk kebaya ia lakukan sendiri, dan itu dilakukan setiap tahunnya. “Hampir semua kebaya yang saya buat hanya sempat dikenakan sekali dua kali saja, akhirnya muncul ide untuk menyewakan kebaya tersebut. Terlebih lagi di Pekalongan tempat saya tinggal masih jarang yang buka usaha penyewaan kebaya atau dress,” ungkapannya.

 

Setiap bulannya Ita mampu mendapatkan omzet bersih hingga 1 juta rupiah. Beberapa kendala dalam usahanya yaitu masih belum banyak orang yang tahu tentang persewaan kebaya tersebut. Hal ini ia atasi dengan terus melakukan promosi melalui media sosial Instagram. “Selain itu Saya juga meminta para selebgram di Pekalongan untuk mempromosikan kebaya saya. Semangat juga terus aku tanamkan karena harus selangkah lebih maju dari orang lain, sesederhana apapun itu,” jelas gadis pemilik akun Instagram @Itatahtita tersebut.

 

Dara kelahiran Pekalongan, 29 Juli 2001 ini juga sempat menjadi duta wisata pada tahun 2018 di tempat kelahirannya tersebut. Meski begitu Ita mengungkapkan bahwa dirinya adalah orang yang pemalu dan kurang percaya diri. Akan tetapi hal itu ia lakukan demi mendongkrak rasa percaya diri dan melatih kemampuan public speaking, hingga gelar duta wisata favorit kabupaten pekalongan 2018 mampu ia dapatkan. “Sebagai duta wisata tentu lebih banyak sukanya, saya harus mempromosikan wisata-wisata yang ada di kabupaten pekalongan melalui sosial media hingga pada event yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan Dan Olah Raga Dan Pariwisata,” paparnya.

 

Sementara itu, mahasiswi angkatan 2019 ini sejak duduk di bangku SMA memang sudah bermaksud untuk melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan. Karena menurutnya bidang tersebut masih memiliki prospek yang bagus dan lapangan pekerjaan masih banyak. Disisi lain Ita memiliki ketakutan terhadap darah, namun dari situ ia menemukan program studi D3 RMIK di Udinus yang sudah terakreditas A.

“Hal menarik yang saya dapatkan di prodi ini ternyata menjadi salah satu jantungnya rumah sakit, dari awalnya yang sangat awam dengan informasi teknologi yang bahkan takut untuk mencoba excel. Sekarang jadi terbiasa dan bersyukur bisa masuk prodi yang sesuai sama passionku,” tutupnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Dok. Pribadi)

 

Nama :

Rossima Tahtita – Mahasiswa S1 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Udinus