Berjibaku dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan hal biasa yang akrab dirasakan oleh mahasiswa. Bahkan, tak sedikit dosen yang kerap memberikan tugas menulis ilmiah kepada mahasiswanya. Hal ini pulalah yang dirasakan oleh Sinta Wulandari, mahasiswi Program Studi (prodi) S-1 Teknik Industri  Universitas dian Nuswantoro (Udinus) Semarang yang kini tengah menginjak semester 6.

 

Berbeda dengan mahasiswa kebanyakan yang merasa terbebani dalam membuat karya tulis, Sinta justru bersemangat saat membuat karya tulis ilmiah. Sinta, sapaan akrab dara manis kelahiran Semarang, 3 Agustus yang kini genap berusia 20 tahun ini justru merasa tertantang saat membuat karya tulis ilmiah.

 

Menurutnya, membuat karya tulis ilmiah ini dapat membantunya meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah maupun memberikan solusi masalah. “Membuat suatu karya tulis ilmiah juga bisa memberikan saya pengalaman lebih, inilah yang juga menjadi motivasi saya,” ujar Sinta.

 

Sinta mulai mengikuti lomba karya tulis ilmiah mulai 2020 lalu saat ia masih menginjak semester 4. Meski saat itu ia belum meraih juara, Sinta tak pantang menyerah, ia terus kembali mengikuti lomba KTI. Hingga akhirnya, saat mengikuti lomba KTI ketiganya, Sinta berhasil meraih juara ketiga.

Ia berhasil menang di Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Mahasiswa Nasional Tingkat Ke-2 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Duta Bangsa Surakarta. Kegiatan tersebut berskala nasional. Judul karya tulis yang di ajukan yakni "Perancangan smart sistem reminder dan monitoring pertanian terintegrasi berbasis IoT".

Sinta pun membagikan pengalamannya dalam membuat karya tulis ilmiah. Menurut Sinta, bagian tersulit dari membuat karya tulis ilmiah adalah mencari ide permasalahan yang akan diangkat. Ia pun menyikapinya dengan mencoba fokus dan merenungkan ide. “Biasanya 3 hari sampai seminggu sendiri untuk mencari ide,” ungkapnya.

“Kalau sudah ada ide, baru menyusun masalah, kerangka penulisan, dan juga isi,” sambungnya.

 

Meski begitu, Sinta pun turut merasakan dampak positif ketika mengikuti lomba. Ia mengakui manfaat yang ia rasakan saat mengikuti lomba KTI ialah mendapatkan relasi teman, ilmu lebih, meningkatkan kemampuan public speaking, dan bisa berpikir kritis serta melatih kerjasama. “Alur lombanya kan pertama kita diharuskan mengumpulkan paper artikel ilmiah, nah tahap keduanya ada presentasi untuk finalis, jadi ini sangat melatih saya dalam cara menjelaskan presentasi yang baik,” cerita Sinta.

 

Kemampuan public speaking yang dikuasai oleh Sinta pun juga ia pelajari dari organisasi yang ia ikuti, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM FT). Dengan mengikuti organisasi, ia merasa terlatih untuk berbicara di depan umum dan bekerja sama dengan banyak orang. “Berpikir kritis juga bisa dilatih dengan ikut organisasi, maka dari itu sangat penting untuk kita ikut berorganisasi,” tutupnya. (Humas Udinus/Almira. Foto: Dok. Pribadi)

Nama :

Sinta Wulandari – Mahasiswi S1 Teknik Industri Udinus