Setelah menyelesaikan masa studinya di the Undergraduate Communication Science Department Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), alumni bernama lengkap Sidney Alphalynn fokus mengembangkan bisnisnya. Memilih kategori dalam bidang FnB, kini alumni yang lulus pada tahun 2025 itu mengelola bisnis ‘Rawon Wengi’.
Dinamakan ‘Rawon Wengi’ karena selaras dengan jam buka kuliner ini pada malam hari, yakni pukul 20.00-04.00 WIB. Lokasinya terletak di Jl. Gajahmada, tepatnya di depan Super Penyet.

Latar belakang keluarganya yang memang sudah berbisnis menjadi pemantik perempuan cantik yang akrab disapa ‘Sidney’ itu untuk memulai bisnis kuliner tersebut. Sedari awal, bisnis keluarganya memang tumbuh di bidang FnB.
“Juga resep dari oma saya yang sudah terkenal enak di kalangan keluarga besar. Dari situ, terpikirkan oleh saya untuk membangun bisnis kuliner kaki lima ini,” lanjut Sidney.
Perempuan yang lahir di bulan Februari itu turut menceritakan tahapan yang ia lakukan dalam merancang bisnisnya. DImulai dengan memilih konsep bisnis dan perencanaan modal. Ia mengaku perlu menyesuaikan dengan modal yang tidak terlalu banyak. Berlanjut dengan brainstorming bersama keluarga dan meminta izin.
“Lalu saya mencari lahan yang kiranya sedang hits dan strategis. Saya ‘klik’ dengan tempat di daerah Gajahmada, yang akhirnya menjadi tempat usaha saya yang pertama secara offline,” tuturnya.
Terapkan Ilmu Selama Berkuliah
Dalam berbisnis, Sidney mengungkapkan dalam menjadi seorang wirausaha terdapat beberapa hal penting yang perlu diasah. Seperti leadership, kreativitas, inovatif, kemampuan berkomunikasi dan meluaskan jejaring. Hingga mengelola keuangan, problem solving, dan ketahanan mental.
“Di balik segala huru-hara bisnis, saya kira hal tersebut dapat mengatasi sejauh ini,” sambungnya.
Tidak hanya itu, Sidney juga menerapkan ilmu-ilmu yang selama ini didapat saat berkuliah. Akunya, banyak sekali ilmu dalam perkuliahan yang berguna bagi bisnisnya. Terutama dalam hal digital branding.
“Karena sekarang apa-apa itu mudah viral. Ilmu dari Ilkom Udinus berguna sebagai bekal yang bisa saya terapkan. Seperti dalam mata kuliah Pengelolaan Konten Digital, Komunikasi Pemasaran, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Berawal dari omset yang hanya sekitar 3,5 juta pada awal bulan dirintisnya bisnis tersebut, seiring waktu omsetnya bisa dibilang semakin stabil. Kini, per bulan ia bisa meraup omset hingga belasan juta.
Ke depannya, ia menargetkan dapat semakin mengembangkan bisnisnya. Tidak hanya Rawon Wengi, tetapi juga melahirkan bisnis kuliner yang lainnya.
“Saya juga ingin mengembangkan skill dalam diri saya seperti berbicara di depan kamera. Itulah yang paling saya sukai. Harapannya, saya juga bisa berkembang dalam dunia digital,” tutupnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)