Culture Academy Indonesia karya mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang raih prestasi terbaiknya di awal tahun 2022. Setelah berhasil meraih prestasi ‘Winner 1st in Global Student Entrepreneur Awards (GSEA) 2022’, sekaligus mewakili Indonesia untuk bersaing di final GSEA pada bulan Mei mendatang.
Tim aplikasi dengan segudang prestasi tersebut memaparkan presentasinya pada bulan Januari lalu di Jakarta dan berhasil keluar sebagai juara satu. Bersaing dengan 17 peserta lainnya, tim yang berisikan tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus itu berhasil mewakili indonesia ke ajang internasional. Berkesempatan untuk bersaing dengan perwakilan dari berbagai negara pada final GSEA di US California.
CEO dan Frontend Developer Culture Academy Indonesia, Hendriansyah menjelaskan ajang yang diikutinya diselenggarakan oleh Entrepreneurs' Organization (EO). Kompetisi bertaraf internasional itu diperuntukan bagi mahasiswa yang ingin meningkatkan ilmu kewirausahaan ke tingkat lanjut. Dengan tujuan mendukung wirausahawan mahasiswa dengan memberikan bimbingan, pengakuan, dan koneksi melalui ajang GSEA.
“Kompetisi tahunan ini nantinya akan berpuncak di Final Global, menjadi suatu kebanggaan bagi kami nantinya dapat bersaing dengan kurang lebih 50 negara. Serta dapat terhubung dengan pengusaha dari seluruh dunia,” ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) S1 Sistem Informasi Udinus.
Pada kompetisi tersebut, Hendriansyah mendapat banyak pujian dari para juri yang merupakan alumni GSEA. Dengan memberikan presentasi yang luar biasa, serta dipadu dengan persiapan dan penyampaian yang maksimal terbukti dari prestasi yang diraih timnya. Aplikasinya dianggap selaras dengan program pemerintah untuk pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi.
“Aplikasi kami berfokus untuk membantu UMKM di seluruh indonesia sehingga dapat mengekspor produknya hingga ke luar negeri. Sejauh ini kami sudah membantu hingga lebih dari 1.573 UMKM di Indonesia,” tambah Hendriansyah.
Aplikasi Culture Academy sendiri berfokus pada pengembangan kesenian yang ada di Indonesia, seperti seni memahat, menari hingga membatik. Anggota tim lainnya terdiri dari mahasiswi Prodi S1 Ilmu Komunikasi Udinus, Rachel patricia sebagai Chief Operating Officer dan mahasiswa Prodi S1 Teknik Informatika Udinus, Steven Adi Santoso sebagai Chief Marketing Officer.
Selaku dosen pendamping, Erika Devi Udayanti S.Kom, M.CS, ungkapkan rasa bangganya atas capaian tiga mahasiswa FIK Udinus tersebut. Ia berharap aplikasi yang sebelumnya meraih prestasi ‘The Most Progress of Implementation’ itu mempersiapkan rencana jangka pendek maupun jangka panjang.
“Sesuai yang sudah disampaikan ke saya, nantinya rencana jangka panjang akan berfokus untuk memperluas permintaan dan pembeli hingga ke Eropa dan Amerika Serikat, dengan harapan dapat mengembangkan UMKM Indonesia jauh lebih cepat lagi,” tutupnya. (*Humas Udinus/ Haris. Foto: Dok. Pribadi)