Bertambah lagi kebanggaan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) pada Jumat (14/8) ini, ketika satu lagi tenaga pengajarnya dinobatkan menjadi doktor Ilmu Lingkungan. Adalah MG Catur Yuantari, S.KM., M.Kes yang telah menyelesaikan studinya dengan disertasi berjudul “Pengembangan Toolkit Reduksi Risiko Pestisida Untuk petani Melon Berbasis Analisis Risiko dan HACCP”. Pada sidang ujian promosi terbuka di Gedung Pascasarjana Undip ini, dihadiri pula oleh Rektor Udinus Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Ketua Yayasan Dian Nuswantoro Tri Rustanti, MM, Dekan Fakultas Kesehatan Udinus Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes, dan jajaran civitas academica Udinus. “Suatu kebanggaan bagi Udinus dapat menambah satu lagi doktor di jajaran pengajar yang kami miliki. Semoga dengan bertambahnya doktor di Udinus, juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan pada masyarakat,” papar Edi Noersasongko.
Yuantari, begitu panggilan akrabnya, yang juga merupakan dosen di Fakultas Kesehatan Udinus ini, mengerjakan disertasi tersebut dibawah bimbingan Prof. Budi Wijanarko (Promotor) dan Dr. Henna Rya Sunoko (Ko-promotor). Istri dari Agung Sunaryanto, S.Kom itu mempertahankan disertasi di depan tim penguji yang dipimpin Ketua Program Doktor Ilmu Lingkungan Prof. Dr. Ir. Purwanto, DEA, dr. Onny Setiani, Ph.D, Dr. Nurjazuli, S.KM., M.Kes, Dr.Ir. Syafrudin, CES, MT. Selain itu juga ada Prof. Nico M Van Straalen dan Dr. Budi Santosa, S.KM., M.Si.Med (penguji luar).
Disertasi Yuantari ini tercetus dari perilaku petani yang tidak aman dalam menggunakan pestisida, dan telah menjadikan budaya di petani Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menggali serta menganalisis perilaku petani dalam menggunakan pestisida serta mengembangkan toolkit reduksi risiko pestisida berbasis analisis risiko dan HACCP sebagai upaya pencegahan pajanan pestisida. Toolkit reduksi risiko pestisida merupakan hasil pengembangan instrumen yang disusun berdasarkan analisis risiko dan penetapan titik kendali kritis. Diharapkan dengan tersusunnya toolkit ini dapat merubah perilaku petani dalam menggunakan pestisida sehingga mengurangi pajanan pestisida pada petani dan pencemaran lingkungan. Saat menyusun disertasi ini, Yuantari bahkan sempat mendapatkan program sandwich dari Dikti. Dalam program tersebut, Yuantari berkesempatan mengadakan riset yang mendukung metodologi penelitian terkait disertasinya di Vrije University Amsterdam selama 3 bulan.
Diakhir sidang ujian promosi terbuka ini, Yuantari dikukuhkan sebagai Doktor Ilmu Lingkungan dengan predikat sangat memuaskan, dengan meraih IPK 3,82. “Saya sangat bangga menjadi lulusan yang ke-26 sebagai doktor Ilmu Lingkungan. Semoga saya juga dapat memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi untuk Udinus, khususnya Fakultas Kesehatan,” tutur Yuantari. (*humas)