Diah Puspitasari berhasil meraih gelar doktor di Program Doktor Ilmu Komputer (PDIK) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) setelah menjalani sidang terbuka pada Senin (28/07). Dalam sidang tersebut, ia mempresentasikan hasil disertasinya yang berjudul “Pendekatan Kombinasi Klasterisasi dan Klasifikasi untuk Optimalisasi Deteksi Penyakit Arrhythmia pada Fitur Medis dan Non Medis dengan Principal Component Analysis (PCA) dan Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE)”.

Sidang terbuka berlangsung di Meeting Room Gedung H lantai 1 Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Udinus, dan dihadiri oleh para guru besar, dosen pembimbing, keluarga, serta rekan-rekan terdekat Diah. Lewat penelitiannya, ia memberikan kontribusi nyata dalam bidang kesehatan digital, khususnya dalam hal deteksi dini penyakit jantung arrhythmia dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau machine learning.

Dalam penjelasannya, Diah menyampaikan bahwa arrhythmia merupakan gangguan pada irama detak jantung, yang bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Di Indonesia saat ini, pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung masih tergolong rendah, sehingga sangat penting adanya sistem yang bisa mendeteksi penyakit ini sejak dini.

“Saya mengembangkan model deteksi yang menggabungkan dua pendekatan, yaitu klasterisasi dan klasifikasi, supaya hasil deteksinya lebih akurat. Metode PCA saya gunakan untuk menyederhanakan data yang terlalu banyak, dan SMOTE dipakai agar data yang tidak seimbang bisa diseimbangkan. Dengan cara ini, sistem bisa mengenali pola penyakit arrhythmia dengan lebih baik,” jelas Diah.

Penelitian ini diuji menggunakan data dari 208 pasien, yang mencakup lebih dari 80 jenis informasi medis dan nonmedis. Hasilnya, metode Logistic Regression terbukti paling akurat dalam mendeteksi penyakit ini, dengan tingkat akurasi mencapai 98 persen dan waktu proses yang sangat cepat, hanya 0,06 detik.

Tak hanya berhenti di situ, Diah juga menyampaikan bahwa hasil penelitiannya bisa dikembangkan menjadi sebuah aplikasi pendeteksi arrhythmia berbasis daring, yang dapat diakses secara gratis oleh masyarakat. Aplikasi ini ditujukan sebagai sistem kesehatan pintar (smart health system) untuk mendukung upaya pencegahan sejak awal.

Ketua Senat Universitas Dian Nuswantoro sekaligus pimpinan sidang, Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom., memberikan apresiasi atas inovasi yang dihasilkan Diah. “Kami berharap hasil penelitian ini bisa menjadi dasar dalam pengembangan sistem kesehatan berbasis kecerdasan buatan yang bermanfaat langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.

Salah satu promotor Diah, sekaligus Wakil Rektor I Bidang Akademik Udinus, Dr. Abdul Syukur, juga turut bangga atas keberhasilan mahasiswinya. “Diah Puspitasari telah menunjukkan bahwa penelitian yang kuat bisa menjadi solusi nyata atas masalah nyata, terutama dalam hal kesehatan jantung,” tutupnya. (Humas Udinus/Penulis: Haris. Foto: Humas Udinus)