Rahayu Melani - Mahasiswi Teknik Biomedis Udinus

Dalam diri Rahayu Melani, terdapat ketertarikan terhadap bidang kesehatan dan teknologi. Hal itu menumbuhkan rasa ingin berkontribusi pada bidang medis. Selain itu, mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) itu juga menyukai sisi rekayasa dan inovasi alat. 

“Menurut saya, Teknik Biomedis menjadi wadah yang tepat karena menggabungkan bidang kesehatan dan teknologi dalam satu disiplin ilmu. Selain itu, Udinus juga memiliki lingkungan akademik yang aktif dalam penelitian dan proyek kreatif. Membuat saya semakin yakin untuk memilihnya,” ungkap mahasiswi Program Sarjana Teknik Biomedis , emphasized.

Tutur gadis yang akrab disapa ‘Rahayu’ itu, selama berkuliah, Udinus memiliki atmosfer yang sangat mendukung mahasiswanya untuk berkembang. Bukan hanya di bidang akademik, tetapi juga soft skills dan inovasi.

“Dosen-dosennya terbuka, suportif, dan sering mendorong kami ikut lomba, riset, dan proyek pengabdian. Di FT Udinus, mahasiswa benar-benar diberikan ruang untuk bereksperimen,” ujarnya.

Selama berkuliah, ia aktif mengikuti berbagai perlombaan dan pengembangan diri. Ia pernah menjadi Juara Harapan 1 dalam ajang Kreanova Kabupaten Batang yang mengantarkannya menjadi perwakilan daerah untuk mengikuti tingkat Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, ia juga pernah mengikuti ajang bergengsi 8th Open Innovation IMERI FK UI.

Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Karya Inovatif (KI), Rahayu menjadi ketua tim dengan mengusung ide Shoulder Wheel for Optimal Rehabilitation (SWOR). Bersama rekan setimnya, ia melaju hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan meraih Juara Favorit Kategori Presentasi kelas PKM-KI. Sebelumnya, saat Awarding PKM 2025, tim yang diketuainya juga membawa pulang penghargaan ‘Kelompok dengan Media Sosial Paling Menarik’.

Tantangan dan Tanggung Jawab

Sebagai ketua, ia mengaku bertanggung jawab memastikan seluruh anggota berjalan sesuai peran dan jadwal. Mahasiswi FT itu juga mengarahkan jalannya proyek. Mulai dari tahap desain, uji fungsi, hingga laporan akhir. Tidak hanya itu, Rahayu memastikan pembagian tugas berjalan proporsional dan semua anggota memiliki ruang kontribusi yang sesuai dengan keahliannya. 

“Tantangan terbesarnya ada pada menjaga kekompakan tim di tengah kesibukan akademik. Ada kalanya, proyek terasa berat. Namun, saya selalu berusaha menanamkan semangat bahwa setiap kendala adalah bagian dari proses belajar. Kami saling menguatkan dan tidak pernah kehilangan arah tujuan utama, yaitu menghadirkan inovasi bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.

Meraih penghargaan di PKM Award menjadi bukti kerja keras, kolaborasi, dan kreativitas. Dari situ, ia belajar bahwa menjadi seorang ketua bukan hanya memimpin, tetapi juga mendengarkan, memahami, dan menjadi penyeimbang bagi tim. 

“Pelajaran terbesar yang saya petik adalah pentingnya kolaborasi lintas bidang dan keberanian berinovasi. Saya ingin membuktikan bahwa karya mahasiswa tidak berhenti di lomba, tetapi menjadi solusi nyata. Saya berharap bisa melanjutkan riset di bidang teknologi medis dan terus membawa nama baik Udinus melalui inovasi dan penelitian,” tandasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)