PAGUYUBAN KEMAHASISWAAN JATENG GELAR WORKSHOP DI UDINUS

PAGUYUBAN KEMAHASISWAAN JATENG GELAR WORKSHOP DI UDINUS

[Sassy_Social_Share]

PAGUYUBAN KEMAHASISWAAN JATENG GELAR WORKSHOP DI UDINUS

[Sassy_Social_Share]

Perkembangan dunia digital kini tidak dapat dipungkiri lagi. Segala hal dalam kehidupan kini dapat diterjemahkan dan dijembatani kemudahannya dengan pengaplikasian digital. Laju digitalisasi ini hendaknya diimbangi dengan kreativitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini menjadi fokus bagi para anggota paguyuban bidang kemahasiswaan Jawa Tengah, yang mengadakan workshop Creative Entrepreneur di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) kemarin (30/10/2018).

 

Sebanyak 147 peserta dari 76 perguruan tinggi mulai dari kota Purwokerto hingga Surakarta mengikuti workshop ini di aula gedung H lantai 7 Udinus. Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Udinus Dr Kusni Ingsih, MM mengapresiasi antusiasme para anggota paguyuban bidang kemahasiswaan Jawa Tengah ini, “Kegiatan ini semoga dapat meningkatkan kualitas creative entrepreneur di masing-masing perguruan tinggi. Sehingga nantinya dapat memberikan pembelajaran, serta motivasi pada mahasiswa agar tercipta ide-ide kreatif.”

Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Ketua Paguyuban Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Jawa Tengah Raharjo Apriyatmoko, SKM, M.Kes didampingi oleh Dr Kusni Ingsih serta Wakil Rektor IV Bidang Riset dan Kerjasama Dr Pulung Nurtantio Andono, ST, M.Kom. Dalam workshop ini dihadirkan pembicara-pembicara yang kompeten dibidangnya. Diantaranya Prof Edi Noersasongko, M.Kom Rektor Udinus yang didaulat untuk membahas tentang ‘Membangun Jiwa Kewirausaan’, Yose Tireza Arizal selaku Regional Head Jateng Jabar DIY of Grab, dan Dr Pulung Nurtantio selaku CEO Madhang ID.

 

Mengamati perkembangan dunia digital kreatif di Indonesia, Prof Edi memberikan gambaran bagaimana Udinus menerapkannya. “E-gamelan yang didigitalisasi oleh Udinus ini telah membuat Udinus diganjar ratusan HaKI, dan inilah wujud sebagai penerapan digital kreatif di bidang seni. Tidak hanya melestarikan gamelan, tapi juga membawa gamelan ke kancah dunia melalui penampilan di Unesco,” ungkap Edi.

Pintar menangkap peluang yang ada disekitar kita hal tersebut menjadikan kreatifitas semakin terasah. “Amati, Tiru, Modifikasi juga dapat diterapkan di dunia digital kreatif. Termasuk saat memacu mahasiswa membuat ide-ide berwirausaha. Karena kegiatan wirausaha mahasiswa yang difasilitasi perguruan tinggi juga akan memberikan nilai tinggi dalam pemeringkatan perguruan tinggi itu sendiri,” jelas Edi. (*Humas Udinus/AT/ Foto : Nining Sekar)