Jauh sebelum menjadi mahasiswi Faculty of Medicine (FK) at Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), perempuan bernama lengkap Nasywa Dwiva Pramesti telah memiliki ketertarikan di bidang seni visual. Seperti desain grafis dan fotografi.
Menjadi mahasiswa FK tak lantas membuat Nasywa melupakan minatnya. Ia masih mengasah keterampilannya dengan berorganisasi Biro Perwakilan Mahasiswa (BPM) divisi Publikasi, Desain, dan Dokumentasi (PDD).
Tidak berhenti sampai di situ, mahasiswi kelahiran 2006 itu juga mengikuti berbagai perlombaan. Baru-baru ini, dalam Kompetisi Seni Nasional yang digelar oleh salah satu perguruan tinggi, ia berhasil meraih Juara 1 Nasional Digital Poster. Dalam ajang tersebut, ia mengusung poster berjudul ‘Cegah Anxiety, Mulai dari Diri Sendiri’.
“Isi dari poster ini berfokus pada penyuluhan tentang gangguan kecemasan (anxiety). Mulai dari penjelasan singkat tentang apa itu anxiety, gejala-gejala baik secara psikologis maupun fisik, serta penyebab umumnya. Seperti faktor genetik, riwayat trauma, hingga ketidakseimbangan zat kimia otak,” jelasnya.
Nasywa menjelaskan alasan pemilihan tema tersebut karena isu kesehatan mental, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa masih sering diabaikan. Lewat visualisasi yang sederhana dan mudah dipahami, menjadi langkah yang tepat untuk mensosialisasikan hal tersebut.
“Saya ingin menyampaikan bahwa mengenali dan memahami gangguan kecemasan itu penting. Langkah pencegahannya bisa dimulai dari diri sendiri,” ujarnya.
Bangga dan syukur luar biasa dirasakan Nasywa begitu hasil pengumuman menyebutkan dirinya berhasil mendapatkan Juara 1. Kerja kerasnya selama ini mencari ide, materi, hingga memeriksa tata bahasa berbuah baik.
“Pencapaian ini terasa sangat membanggakan karena saya berhasil meraih juara 1 di tengah persaingan yang cukup ketat. Banyak peserta lain yang karyanya sangat bagus dan terlihat sudah berpengalaman dalam desain,” ungkapnya.
Visual dan Kedokteran
Meskipun bukan bagian utama dunia kedokteran, gadis kelahiran Karawang itu menuturkan masih ada keterkaitan yang cukup signifikan. Misalnya dalam mata kuliah histologi yang diminta menggambar struktur jaringan mikroskopis.
“Di situ, ketelitian dalam menggambar dan kepekaan terhadap detail visual sangat dibutuhkan dan menurut saya, itu cukup nyambung dengan minat saya di bidang seni visual,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan alasannya memilih menekuni dunia kedokteran dan FK Udinus sebagai pilihan karena melihat dunia pendidikan kedokteran yang terus berkembang. Ia merasa Udinus punya visi yang jelas dalam membentuk tenaga medis yang tidak hanya kompeten secara klinis. Namun, juga adaptif.
“Suasana akademik di FK Udinus menurut saya cukup kondusif. Dosennya suportif, komunikatif, dan terbuka terhadap diskusi. Fasilitas pembelajaran juga terus ditingkatkan. Suasana yang ada mendorong mahasiswa untuk aktif, kritis, serta kolaboratif. Harapan saya, semoga saya bisa terus berkembang, meningkatkan kemampuan saya, dan lebih percaya diri dalam mengekspresikan ide-ide,” tandasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)