Students Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Karya Inovatif (KI), berhasil menciptakan inovasi alat rehabilitasi bahu pasca stroke dengan nama Shoulder Wheel for Rehabilitation (SWOR). Inovasi yang dikembangkan oleh mahasiswa dari Faculty of Engineering (FT) Udinus ini mampu melakukan 2 mode terapi, yaitu aktif dan pasif yang terhubung dengan sistem monitoring berbasis web.
Pengembangan alat ini berangkat dari permasalahan pasien pasca stroke dengan kondisi hemiparese sering mengalami kesulitan dalam menggerakkan anggota tubuh bagian atas, terutama bahu. Rehabilitasi fisik menjadi satu langkah penting dalam pemulihan agar fungsi otot dan sendi dapat kembali normal.
Ketua Tim PKM, Rahayu Melani menjelaskan bahwa alat rehabilitasi bahu konvensional hanya mengandalkan gerakan pasien. Hal ini kurang efektif bagi pasien yang belum mampu melakukan gerakan aktif.
“Selain itu, alat impor dengan fitur otomatis dan monitoring digital memiliki harga yang sangat tinggi, sehingga tidak semua fasilitas kesehatan dapat memilikinya. Oleh karena itu, kami merancang inovasi ini agar lebih terjangkau, aman, dan mudah digunakan di rumah sakit maupun klinik rehabilitasi,” jelasnya.
Proses riset dan pengembangan alat tersebut dilakukan secara bertahap yang dimulai dari identifikasi masalah dan studi literatur. Berlanjut dengan perancangan konsep dan desain 3D. Desain 3D alat dibuat menggunakan software seperti SolidWorks mencakup rangka utama, penyangga, dan posisi motor. Sementara itu dalam perakitannya, aluminium profile 20×30 dipilih sebagai material utama.
“Untuk integrasi komponen elektronik sebagai pendukung sistem kerja alat, kami menggunakan ESP 32 38 Pin, motor stepper NEMA 23, driver TB6600, sensor rotary encoder, dan emergency stop. Integrasi dilakukan agar motor dapat menggerakkan roda secara otomatis sesuai program. Di tahapan selanjutnya ada pengembangan sistem web monitoring, perakitan dan pengujian alat, serta evaluasi dan penyempurnaan desain.” jabarnya.
Dikenalkan dan Diimplementasikan
Inovasi SWOR ini telah diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui berbagai kegiatan. Di antaranya pada pameran iSemantic 2025. Tidak sebatas dikenalkan, alat ini bahkan diimplementasikan di Rumah Sakit William Booth Semarang.
“Alat SWOR telah digunakan dalam lingkungan rehabilitas Rumah Sakit WIlliam Booth Semarang. Bekerja sama dengan pihak fisioterapi untuk mengevaluasi efektivitas dan kenyamanan alat pada pasien pasca-stroke,” ungkap Rahayu.
Sementara itu, Dekan FT Udinus, Heru Agus Santoso, Ph.D., menyampaikan bahwa dengan adanya keuntungan yang dimiliki alat tersebut, membuat SWOR lebih mudah diterima di masyarakat. Seperti desainnya yang bisa disesuaikan, memudahkan saat pasien sendiri ingin menggerakkan tangannya secara perlahan mengikuti bentuk lengan dan bahunya.
“Harapannya, alat ini dapat digunakan secara luas di rumah sakit, klinik, maupun pusat rehabilitasi untuk meningkatkan efektivitas terapi pasien pasca-stroke. Juga menjadi produk inovasi lokal yang kompetitif, dikembangkan lebih lanjut secara komersial dan akademik, serta menginspirasi mahasiswa lain untuk berinovasi,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Tim PKM)