Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar pertemuan strategis guna memfinalisasi kerja sama pendidikan lanjutan. Pertemuan ini menyepakati penguatan skema percepatan studi yang kini secara resmi disebut sebagai Program Akselerasi, kegiatan berlangsung di Ruang Rapat kampus yang berlokasi di Surabaya itu, pada Senin (24/11).
Dalam pembahasan tersebut, kedua institusi berfokus pada pematangan kurikulum dan mekanisme riset mahasiswa. Guna mencetak lulusan bergelar Magister (S2) dalam waktu yang lebih singkat namun tetap berkualitas, atau yang sebelumnya dikenal dengan fast tracking.
Rektor Udinus, Prof. Dr. Pulung Nurtantio Andono, S.T., M.Kom., dalam keterangannya menegaskan rebranding program ini untuk memperjelas nilai tambah yang ditawarkan kepada mahasiswa. Pihaknya menekankan bahwa Program Akselerasi dirancang sebagai solusi pendidikan yang efisien dan terukur.
“Kami mentransformasikan skema ini menjadi Program Akselerasi. Poin utama yang kami tawarkan adalah kepastian waktu studi, di mana mahasiswa dapat menempuh pendidikan selama total 5 tahun untuk mendapatkan gelar Master (S2),” ujar Rektor Udinus.
Lebih lanjut, Rektor Udinus menjelaskan bahwa dalam skema 5 tahun tersebut. Mahasiswa akan menjalani 3,5 tahun pendidikan sarjana di Udinus, dan melanjutkannya dengan 1,5 tahun pendidikan magister di ITS. Skema ini dinilai paling ideal karena memangkas waktu tunggu dan memiliki resistansi akademik yang minim dibandingkan program Double Degree, serta memudahkan pemetaan kurikulum.
“Secara fisik, mahasiswa tetap di Udinus tetapi di bawah supervisi ITS juga. Proses ini bisa dilakukan secara online atau dengan menjadwalkan beberapa hari kunjungan ke Surabaya,” sambungnya.

Menerapkan Mekanisme De Facto
Menyambut inisiatif tersebut, Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Bambang Pramujati, S.T., M.Sc., Eng., PH.D., menyatakan dukungan penuh terhadap Program Akselerasi ini. Pihaknya siap menerapkan mekanisme de facto. Yakni, mahasiswa semester akhir yang terpilih dapat langsung terintegrasi dengan lingkungan akademik pascasarjana ITS.
“Kami mendukung Program Akselerasi ini dengan pendekatan riset yang berkesinambungan. Mahasiswa akan mendapatkan co-supervision dari dosen kami sejak masih di jenjang S1. Topik tugas akhir mereka akan dirancang sebagai fondasi awal tesis S2, sehingga target lulus S2 dalam 1,5 tahun sangat realistis untuk dicapai,” jelasnya.
Selain menawarkan efisiensi waktu, Program Akselerasi ini juga dinilai strategis untuk meningkatkan daya saing lulusan dalam meraih beasiswa pemerintah seperti LPDP, mengingat rekam jejak riset yang sudah terbangun sejak dini bersama universitas mitra.
Kerja sama ini diharapkan dapat segera direalisasikan, dimulai dengan pelaksanaan teknis penelitian bersama dan publikasi ganda (double publication) sembari proses legalitas dirampungkan. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Humas Udinus)






