Hoaks menjadi salah satu tantangan yang dihadapi dalam bermedia sosial. Untuk mengatasi tantangan tersebut, mahasiswa the Undergraduate Communication Science Department (Ilkom) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) mengajak generasi muda meningkatkan literasi digital. Upaya tersebut direalisasikan melalui campaign ‘Post R.I.S.E (Pilah Postingan, Refleksi, Informasi, Saring, Edukasi).

Dikemas dalam bentuk seminar edukatif, program yang diinisiasi oleh tim campaign Post Rise itu digelar baru-baru ini dengan menyasar pelajar di SMK Kristen Terang Bangsa Semarang. Berlangsung di Meeting Room Gedung A lantai 1 SMK Kristen Terang Bangsa.

Ketua Tim, Raki Fariz Pangestu menyebutkan bahwa tema yang diusung adalah ‘Stop Penyebaran Hoaks di Era Digital’. Pesatnya arus informasi digital membuat generasi muda perlu mempunyai kemampuan memilah dan memahami informasi dengan lebih kritis. Tidak semua informasi yang beredar adalah benar. 

“Oleh karena itu, kegiatan ini diadakan agar siswa lebih sadar dan tidak terpengaruh oleh hoaks. Pemahaman mengenai literasi digital adalah langkah awal yang penting untuk menjadi pengguna media yang cerdas,” ungkapnya.

Turut hadir untuk membuka kegiatan, dosen pendamping tim, Muhammad Hasan Basori, S.Pd., M.A. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kampanye ini merupakan upaya memperkuat keterampilan literasi digital di kalangan pelajar. Penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum dibagikan ke publik.

“Melalui POST RISE, kami ingin mendorong generasi sekarang lebih berhati-hati ketika menerima informasi di media digital. Setiap orang kini memiliki peran sebagai agen penyebar informasi sehingga tanggung jawab itu harus dijalankan dengan baik,” tegasnya.

Bijak Menggunakan Media Sosial

Pada kesempatan tersebut mendatangkan 2 dosen Ilkom Udinus sebagai pemateri. Pemaparan pertama disampaikan oleh Dr. Heri Pamungkas, S.S., M.I.Kom. Dosen sekaligus Direktur Operasional TVKU itu memaparkan bentuk dan pola penyebaran hoaks serta dampaknya bagi masyarakat. Heri menekankan pentingnya menerapkan prinsip MPULK, yakni Mimpikan, Pikirkan, Ucapkan, Lakukan dan Konsisten.

“Segala tindakan di dunia digital memiliki jejak yang berpengaruh pada reputasi jangka panjang. Penting untuk selalu berhati-hati sebelum membuat atau membagikan konten agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain,” tuturnya. 

Apalagi, di tengah teknologi Artificial Intelligence (AI) yang tengah berkembang pesat. Senada dengan hal tersebut, pada pemaparan materi kedua oleh Nadia Itona Siregar, M.Si., membagikan insight seputar budaya digital, menghindari penipuan digital seperti phising, penggunaan cek fakta, hingga cara mengenali deepfakes. Ia menegaskan pentingnya menjaga privasi dan membagikan foto.

“Hati-hati jika berbagi foto dengan orang atau publik karena wajah kita bisa saja disalahgunakan. Saat ini teknologi dapat memanipulasi foto dan video dengan sangat halus sehingga penting bagi siswa untuk menjaga privasi dan berhati-hati dalam membagikan data pribadi. Kewaspadaan diperlukan agar tidak mudah terjebak konten palsu,” pungkasnya. (Humas Udinus/Penulis: Ika. Editor: Haris. Foto: Dok. Pribadi)