SEMARANG- Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang paling sering menyerang paru-paru, dan kini menjadi masalah kesehatan di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Banyaknya penderita TB di berbagai wilayah di Jawa Tengah menjadi keprihatinan tersendiri bagi Fakultas Kesehatan(FKes), Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Oleh karena itu, Jumat pagi ini PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia) Jawa Tengah melakukan kerjasama dengan menandatangani Naskah kerjasama dengan FKes Udinus. Naskah kerjasama ditandatangani oleh ketua PPTI Jawa Tengah, Dr Hartanto,M Med Sc dan Dekan FKes, Dr dr Sri Andarini Indreswari,MKes di gedung G kampus Udinus jl. Imam Bonjol Semarang, disaksikan rektor Udinus, Dr Edi Noersasongko,MKom.

Hartanto dalam kesempatan itu menyampaikan, pentingnya membangun kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka mensosialisasikan program TB pada masyarakat. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk bisa memberikan edukasi pada mereka yang membutuhkan informasi mengenai TB.

“Sinergi kerjasama ini diharapkan mampu memberi kontribusi positif bagi kedua belah pihak. Namun demikian, yang terpenting adalah melakukan aksi dalam rangka ikut terlibat mengatasi masalah TB di Jawa Tengah, “ ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini banyak faktor yang menyebabkan TB terus berkembang. Kondisi rumah yang tidak sehat karena lembab seperti tanpa jendela, lantai tanah, tidak ada sinar matahari masuk kamar atau rumah. Kondisi itu juga diperparah dengan perilaku untuk mencegah penularan dan perilaku pengobatan yang kurang diperhatikan sehingga kondisi ini perhatian ekstra.

“Menjaga lingkungan terutama rumah perlu diperhatikan, sirkulasi udara dan kelembaban juga harus menjadi perhatian meski ada banyak factor lainnya, “tambahnya. Ia berharap peran aktif institusi pendidikan seperti Udinus mampu membawa perubahan signifikan dalam mengatasi TB ini.

Dekan FKes Udinus, Sri Andarini, mengaku akan terus melakukan penyuluhan dan pendampingan pada pada masyarakat luas khususnya agar memanfaatkan layakan kesehatan secara optimal, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan jejaring penanganan TB dibeberpa lembaga terkait seperti Puskesmas, Rumah sakit , BKPM/BP4, unsur lembaga dan kader-kader motivator masyarakat.

“Kami akan berusaha untuk melakukan berbagai kegiatan dalam ikut berperan mengatasi  masalah TB. Sivitas akademika, dosen mahasiswa akan kami terjunkan untuk terlibat langsung dalam masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, rektor Udinus, Edi Noersasongko mengaku sangat memberi apresiasi pada PPTI karena telah berkenan menjalin sinergi dengan kampusnya. Ia sangat menyambut baik, dengan harapan kerjasama yang terbangun ini mampu memberi manfaat bagi masyarakat banyak.(*)