Bagi yang sudah mengetahui dan menggunakan sistem operasi linux mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebutan GNOME. Program ini berperan penting dalam perkembangan system operasi dalam bentuk visual grafis. Gnome ini berlisensi opensource sehingga dapat dikembangkan oleh siapapun secara suka rela.
Gnome mengadakan roadshow ke 4 kota diantaranya, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Jogjakarta. Roadshow dengan tujuan mengabarkan akan terselenggaranya Gnome Asia Summit 2015 di UI Depok (7-9/5) mendatang ini memilih Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) sebagai lokasi roadshownya di Semarang pada Sabtu (18/4) kemarin.
Roadshow Gnome Asia Summit 2015 ini diisi dengan seminar yang mendatangkan 3 pembicara yaitu Kukuh Syafaat S.M, seorang distributor pengembang Linux “Blank on”. Kukuh berbagi pengetahuan mengenai Maleo, piranti lunak untuk menjalankan aplikasi berbasis html 5 tanpa perlu menggunakan browser. Pembicara lainnya adalah Sokhibi, yang memperkenalkan Inkscape. Sebuah perangkat lunak editor gambar vektor yang bersifat bebas dibawah lisensi GNU General Public License (GNU GPL). “Mahasiswa yang biasanya mendesign menggunakan corel draw bisa beralih mencoba Inkscape, karena software ini lebih aplikatif, dan memberikan alternative lain,” papar Sokhibi. Selain Kukuh dan Sokhibi, hadir pula Bambang Budiharso S.Kom, selaku staff Kemendikbud Republik Indonesia. Bambang didaulat untuk memaparkan LibreOffice yang bisa digunakan mahasiswa sebagai pengganti Ms. Office untuk membuat Tugas Akhir.
“Udinus kami pilih sebagai salah satu tempat yang dikunjungi Roadshod Gnome Asia Summit 2015, karena Udinus merupakan kampus yang unggul di bidang IT se-Jawa Tengah,” ujar Bambang.
Menggunakan berbagai program dengan lisensi opensource bisa meminimalkan penggunaan windows atau software bajakan. Bambang menambahkan, ”Lisensi opensource ini mengedukasi mahasiswa supaya turut menjaga karya orang dalam bentuk apapun, dengan tidak menggunakan program yang abal-abal.”(humas)