Sri Hapsari Wahyuningtyas – Mahasiswi Program Sarjana Kesehatan Lingkungan Udinus

Pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilakukan oleh seluruh civitas academica, termasuk mahasiswa. Hal itu menjadi salah satu program yang juga dilakukan oleh organisasi mahasiswa (ormawa) di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus). Sejalan dengan yang dilakukan oleh Sri Hapsari Wahyuningtyas (21), mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Lingkungan (Kesling) Udinus. 

Melalui program kerja tahunan ‘Bina Desa’, mahasiswi yang akrab disapa ‘Tyas’ itu terjun langsung ke masyarakat melakukan pengabdian. Bersama Himpunan Mahasiswa (HM) Kesling Udinus menjawab berbagai permasalahan yang ada. 

“Masalah yang masih sering ditemui di daerah terpencil seperti minimnya sarana saluran air, fasilitas jamban untuk warga dan sulitnya akses untuk air bersih. Beberapa faktor inilah yang membuat terdorong untuk ikut andil memberikan solusi kepada masyarakat,” akunya. 

“Dengan mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, saya jadi lebih banyak pelajar dan menyadari bahwa masih banyak kendala yang ada di lingkungan masyarakat. Khususnya di daerah terpencil,” imbuh Tyas. 

Bersama HM Kesling, Tyas Ikut Terapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Masyarakat
PRESTASI: Tyas saya foto bersama dengan sertifikat juara pada ajang Abdidaya 2023.

Gadis kelahiran tahun 2003 itu mengaku banyak sekali ilmu serta pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kegiatan Bina Desa. Seperti melakukan observasi secara langsung tentang permasalahan berbasis lingkungan. 

“Saya juga mendapat pengalaman memberikan edukasi serta pelatihan softskill terkait sanitas. Hal ini tentunya bermanfaat untuk mengasah softskill yang tidak saya temui di bangku kelas perkuliahan formal,” terangnya

Kegiatan dalam program kerja himpunan dan mata kuliah secara akademis, juga saling berkaitan. Misalnya, dalam mata kuliah ‘Pemberdayaan Masyarakat’, mahasiswa diminta untuk terjun langsung ke masyarakat. Ilmu yang ia dapat di mata kuliah tersebut, dapat diterapkan ketika menjalankan program kerja pengabdian masyarakat.

“Selain itu, kami juga diberikan ilmu pengolahan data dan pembuatan peta yaitu Qgis dan Spss. Beberapa praktikum yang diajarkan dari beberapa mata kuliah seperti pembuatan eco enzym, ecovreak, sampai dengan asap cair juga bisa diterapkan ke masyarakat,” imbuh mahasiswi angkatan 2021 itu.

Prestasi Abdidaya

Sebelumnya, pada Program Penguatan Kapasitas Ormawa (PPKO) 2023, mahasiswi kelahiran Bekasi itu juga telah mengikuti program Abdidaya bersama rekan-rekan HM Kesling lainnya. Perjuangan mereka dari bulan Januari memanen hasil yang menyenangkan dengan meraih juara 4 Tim Pelaksana dengan Teknologi Terinovasi. Adapun inovasi yang diwujudkan berupa alat mitigasi Pendeteksi Tanah Longsor Landslide Early Warning System. 

“Dengan pencapaian ini, dapat membuktikan bahwa program studi Kesling ini walaupun jumlah mahasiswanya tidak sebanyak prodi lain, tapi kami tetap bisa berprestasi,” tegasnya.

Lebih lanjut, mahasiswi yang hobi menulis dan bercerita itu juga menuturkan bahwa di program studi ini, tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga praktik. Mahasiswa bisa menerapkan ilmunya di instansi yang linier dengan kesehatan lingkungan. 

“Selama kuliah juga kita akan dibekali dgn sertifikasi kompetensi antara lain sertifikasi AMDAL dan sertifikasi Entomolog. Sehingga kita tidak perlu ragu lagi apabila memasuki dunia kerja kedepannya,” tutup Tyas. (Humas Udinus/Ika. Foto: Dok. Pribadi)