Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berikan kontribusinya dalam kolaborasi kegiatan ‘Gerakan Seribu Tangan Palsu’, yang diinisiasi oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kerjasama tersebut dibuka dengan sosialisasi dari kedua pihak, di Ruang Serbaguna Gedung D Lantai 1 Udinus. (Senin, 21/3)
 
Kegiatan sosialisasi ‘Kolaborasi Kegiatan Pengabdian ABMAS PRIORITAS ITS 2022’ dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Teknik Udinus, Heru Agus Santoso Ph.D. Selain itu dihadiri langsung oleh Ketua Program Studi S1 Teknik Biomedis Udinus, Dr. Aripin M.Kom, Ketua Pelaksana Kegiatan Workshop, Menik Dwi Kurniatie S.Si, M.Biotech, serta perwakilan mahasiswa Prodi S1 Teknik Biomedis Udinus.
 
Sementara dari pihak ITS dihadiri oleh Kepala Laboratorium Integrated Digital Design (iDIG), Djoko Kuswanto S.T., M.Biotech. Dalam kesempatan ini ia juga memperlihatkan tangan palsu yang sudah siap digunakan. 
 
Ketua Program Studi S1 Teknik Biomedis Udinus, Dr. Aripin M.Kom mengatakan bahwa kolaborasi tersebut cukup menarik, terlihat dari banyaknya mahasiswa Udinus yang antusias. Tambahnya, melalui kegiatan itu dapat memberikan banyak pandangan inovasi baru untuk kedepannya. Sehingga memberikan gambaran nyata adanya peluang yang menjanjikan di bidang teknik biomedis. 
 
“Harapannya selain memberikan banyak inovasi di dunia alat kesehatan, juga sebagai upaya untuk melinierkan kegiatan pengabdian dosen teknik biomedis sesuai dengan bidang ilmunya.” pesannya.
 
Ketua pelaksana sekaligus dosen Prodi S1 Teknik Biomedis, Menik Dwi Kurniatie S.Si, M.Biotech menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan implementasi dari kerjasama kedua pihak. Kolaborasi yang awalnya ditargetkan untuk masyarakat Surabaya ini meluas ke Semarang, Jawa Tengah untuk memperluas pemasarannya. Oleh karena itu, Udinus dianggap memiliki peluang besar di bidang biomedisnya.
 
“Seribu tangan Palsu akan ditargetkan untuk pengguna BPJS Kesehatan. Awal memang hanya di Surabaya, tapi untuk memperluas sasarannya Semarang menjadi target utama dan Udinus ditunjuk untuk berperan dalam kolaborasi ini,” jelasnya.
 
Prostetik, atau yang lebih dikenal sebagai kaki atau tangan palsu ini merupakan karya dari perguruan tinggi sains dan teknologi berlokasi di Surabaya. Dalam perkembangannya, tangan palsu itu dikembangkan dengan metode cetak 3D sehingga harga yang dipasarkan lebih terjangkau dan mampu mencakup pasar luas. Selain itu, desain dapat dibuat sesuai pesanan pasien tuna daksa. 
 
Dalam pemaparannya, Kepala Laboratorium Integrated Digital Design (iDIG), Djoko Kuswanto S.T., M.Biotech menjelaskan bahwa desain dikembangkan secara open source. Hal itu dimaksudkan agar Udinus juga dapat mengembangkannya, seperti pengembangan komponen elektrik yang ada di dalamnya. Bebernya, selain menghemat waktu dan tenaga penggunaan cetak 3D dikembangkan dengan ilmu digital yang mengarah ke industri 4.0.
 
“Harapannya dengan gerakan ini akan memicu dosen dan mahasiswa untuk terus menciptakan inovasi lain yang dapat membantu masyarakat. Sehingga kualitas hidup dan produktivitas dari para penyandang tuna daksa semakin meningkat,” harapnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Humas Udinus)
Open chat
Hallo👋
Ada yang bisa saya bantu?
%d blogger menyukai ini: