Saat ini difabel tunarungu dituntut untuk dapat mandiri dan berdikari. Namun, belum banyak usaha kreatif dan inovatif yang dilakukan untuk dapat melatih kemandirian difabel tunarungu. Terdorong oleh permasalahan tersebut, dosen-dosen Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) yang terdiri dari Dr. Muljono, S.Si., M.Kom., Dr. Pujiono, S.Si., M.Kom., dan Dr. R. Arief Nugroho, S.S., M.Hum, mencoba mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat membantu tunarungu belajar bicara secara mandiri.
 
Sistem aplikasi ini dibuat karena kemajuan teknologi yang dikhususkan bagi difabel, atau disebut juga teknologi asistif, menjadi salah satu terobosan inovasi yang sedang gencar dikembangkan oleh pemerintah untuk menjamin kesetaraan dan kemandirian difabel.
 
 
 
Dosen-dosen Udinus tersebut mengembangkan sebuah aplikasi yang diharapkan dapat membantu tunarungu belajar berbicara melalui membaca gerak bibir (lips reading). Aplikasi yang dapat memunculkan sintesis bibir ini diklaim sebagai satu-satunya aplikasi latihan membaca gerak bibir untuk bahasa Indonesia. “Kami berharap dapat membantu tunarungu membaca gerak bibir dan melatih cara bicara melalui gerak bibir tersebut, sehingga nantinya tunarungu dapat berkomunikasi secara mandiri,” ungkap Muljono.
 
Untuk membantu menyebarluaskan manfaat dari aplikasi tersebut, para peneliti Udinus bekerja sama dengan SLB-B Swadaya Semarang dan SLB-B Widya Bhakti Semarang dalam sebuah program yang bernama Program Kemitraan Masyarakat (PKM) “Pelatihan Pembelajaran Mandiri Berkomunikasi Menggunakan Sistem Aplikasi Text to Audiovisual Speech Bahasa Indonesia”. Program ini juga merupakan salah satu program yang pendanaannya didukung secara penuh oleh Kemenristekdikti.
 
Untuk penyempurnaan aplikasi tersebut, tim dosen juga meminta masukan dan pendapat dari guru dan siswa. “Nantinya, kami berkomitmen untuk terus berinovasi menciptakan aplikasi-aplikasi berbasis teknologi asistif untuk dapat membantu mewujudkan difabel yang mandiri dan berdikari,” tambah Muljono.
 
 
 
Pada Selasa-Rabu (29-30/8), PKM berhasil diselenggarakan di kedua SLB-B tersebut. Dengan diikuti oleh puluhan guru dan murid, dosen-dosen Udinus tersebut berhasil menerangkan cara penggunaan aplikasi tersebut. Para murid di kedua SLB-B tersebut juga terlihat gembira dan antusias dengan adanya sebuah aplikasi berbasis IT tersebut. Kepala sekolah SLB-B Swadaya Semarang, Ibu Etti Sumiyanah, S.Pd. dan Kepala Sekolah SLB-B Widya Bhakti Semarang, Ibu Agustina Herawati, S.Pd., menyambut gembira adanya aplikasi tersebut. “Sebagai universitas unggul yang terakreditasi A, kami berterimakasih Udinus dapat terus membuat aplikasi-aplikasi yang dapat membantu kemandirian tunarungu dalam belajar,” tutur Etti Sumiyanah. (*Humas)