Telah dinobatkan menjadi salah satu perguruan tinggi dengan akreditasi A, tak membuat Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) berdiam diri. Kampus yang terletak di Jl Imam Bonjol No. 207 Semarang ini selalu berupaya menjadi universitas yang mampu mempertahankan budaya serta mengikuti arus perkembangan digital di Indonesia. Hal tersebut terlihat dalam pelaksanaan seminar hari penyiaran nasional di Gedung E lantai 3 dengan mengusung tema “Penguatan Kearifan Lokal di Era Distrupsi Digital”.

 

Seminar yang dihadiri oleh 350 peserta ini, tidak hanya berasal dari mahasiswa Udinus melainkan juga dihadiri oleh mahasiswa perguruan tinggi lain serta perwakilan dari beberapa lembaga penyiaran di Semarang . Even ini menghadirkan narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, diantaranya Rektor Udinus Prof. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, Ketua KPID Jawa Tengah Budi Setyo Purnomo, S.Sos, M.Kom, Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud, serta Kabsudit Iklim Usaha Penyiaran Kelayakan Teknologi Kemenkominfo RI Syaharuddin ST, MT.

 

Dalam perkembangan digital saat ini perlu diimbangi dengan peningkatan pelestarian kearifan lokal, salah satunya gamelan. Gamelan menjadi salah satu kearifan lokal yang telah sulit ditemukan, sehingga perlu dilakukan peningkatan dalam melestarikannya. Rektor Udinus, Prof Dr Ir Edi Noersasongko, M.Kom mengatakan Udinus telah mampu menjadi sorotan publik dengan mengembangkan kearifan lokal gamelan dengan perkembangan digital saat ini. "Dengan e-gamelan kami mampu membawa kearifan lokal ke kancah internasional. Membuat gamelan secara elektronik menjadi salah satu cara kami untuk melestarikan kearifan lokal Indonesia tanpa menghilangkan fungsi asli gamelan," papar Prof Edi.

 

Selain kearifan lokal yang perlu dikembangkan sesuai dengan era digital, media penyiaran juga harus mampu mengikuti perkembangan digital tesebut. Adanya revolusi industri 4.0, media penyiaran dituntun untuk membuat konten yang sesuai. Radio dan televisi menjadi salah satu media yang perlu perhatian lebih dalam pengembangan konten digital. “Televisi harus mampu mempertahankan konten. Saat ini konten yang bersentuhan dengan internet sangat dominan. Mereka yang tidak bisa memanfaatkan konvergensi media akan hilang, begitu juga dengan televisi  yang tidak bisa memanfaatkan konvergensi tersebut akan hilang,” jelas Ketua KPID Jawa Tengah Budi Setyo Purnomo, S.Sos, M.Kom.

 

Media sosial menjadi salah satu contoh nyata dari revolusi industri 4.0, melalui media sosial masyarakat mampu memanfaatkannya sebagai alat untuk memperkenalkan kearifan lokal Indonesia. Saat ini media sosial memiliki pengaruh yang kuat untuk meningkatkan kualitas penyiaran. Kahumas Udinus, Agus Triyono S.Sos, M.Kom berharap mahasiswa mampu menggunakan hasil digital dengan sangat bijak. “Seminar seperti ini sangat informatif. Saya harap dengan adanya seminar seperti ini mahasiswa mampu memanfaatkan era digital untuk tetap melestarikan kearifan lokal Indonesia” tuturnya. (*Humas Udinus/via/AT/ Foto : NuviaKHN)