MELALUI BUDAYA LOKAL GUSJIGANG MAHASISWA UDINUS BERIKAN LITERASI MENGENAI PANIC BUYING KE MASYARAKAT

[Sassy_Social_Share]

MELALUI BUDAYA LOKAL GUSJIGANG MAHASISWA UDINUS BERIKAN LITERASI MENGENAI PANIC BUYING KE MASYARAKAT

[Sassy_Social_Share]

Dalam rangka mensosialisasikan strategi penyelesaian masalah panic buying, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang lakukan pendekatan melalui budaya lokal. Pendekatan tersebut merupakan gagasan proposal Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) yang lolos dan didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).

Proposal yang dibentuk dari kolaborasi lima mahasiswa Udinus ini mengambil judul ‘Videographic Design, Mengungkap Pelestarian Literasi Keuangan Jawa Klasik, ‘Gusjigang’, Dalam Mengungkap Fenomena Panic Buying Masyarakat Kedung-Sepur’. Sebuah penelitian yang memanfaatkan konstruksi budaya lokal jawa ‘Gusjigang’ untuk memantau fenomena panic buying di masyarakat.

Kelima mahasiswa tersebut berasal dari berbagai fakultas yang ada di Udinus. Dua mahasiswa diantarnya berasal dari Program Studi (Prodi) S-1 Manajemen, yakni Nabila Wanda Hamidah selaku Ketua Tim dan Kurnia Rahmawati selaku pembuatan naskah video graphic. Kemudian tiga anggota lainnya yakni Rexza Berliayana selaku pembuat laporan dan artikel ilmiah dari Prodi S-1 Teknik Industri, Adliyatuz Zulfah selaku pembuatan video animasi dari Prodi S-1 Ilmu Komunikasi, serta Niken Permata Sari selaku pembuat laporan keuangan dari Prodi S-1 Akuntansi. 

Pada penelitian yang mendapatkan dana total 8 juta rupiah ini, Nabila selaku ketua tim menjelaskan bahwa keluaran yang akan dihasilkan berupa laporan akhir, dan artikel ilmiah. Untuk memberikan informasi terkait dengan fenomena panic buying akibat dari rendahnya literasi keuangan. Melalui budaya lokal Gusjigang sebagai salah satu ajaran literasi keuangan klasik dari masyarakat Jawa, peninggalan kanjeng sunan Kudus.

“Gusjigang ini mengandung makna Gus yang artinya berakhlak bagus, Ji yang artinya pandai mengaji serta Gang yang diartikan pandai berdagang. Konsep pandai berdagang pada tataran akhlak baik inilah yang akan dikaji untuk mengatasi fenomena panic buying,” ujarnya saat menjelaskan makna dari budaya tersebut.

Selain itu, Adliyatuz menambahkan bahwa keluaran lain yang diberikan yakni berupa video animasi. Animasi tersebut nantinya akan ditujukan langsung kepada masyarakat umum. Untuk mengatasi upaya terjadinya panic buying melalui konten lokal konstruksi budaya gusjigang. Sebagai bahan pertimbangan agar lebih berhati-hati dalam pembelian suatu barang di masa pandemi.

“Animasi ini nantinya kami susun berdasarkan penelitian yang dilakukan di lima daerah, yakni Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, dan Purwodadi. Dengan total sebanyak 2000 responden,” tambah mahasiswa angkatan 2020 tersebut.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Kusni Ingsih, M.M yang juga merupakan dosen pendamping pada penelitian ini turut merasa bangga. Pasalnya melalui kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Udinus dapat menyalurkan wawasan mereka. Dengan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis untuk masyarakat umum.

“Kami dari Bidang Kemahasiswaan akan terus mendukung mahasiswa yang ingin mengembangkan wawasan mereka pada program PKM, dengan memberikan pendampingan yang rutin. Pencapaian ini diharapkan mampu mendorong mahasiswa lain untuk terus memberikan kreativitas mereka untuk memajukan bangsa ini,” harapnya. (Humas Udinus/Haris. Foto: Haris)