Memajukan pertanian nasional dan tindak lanjut program Smart Agrologistik, Institut Pertanian Bogor (IPB) University didukung oleh Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang gelar monitoring dan evaluasi program. 
 
Kegiatan yang diadakan secara zoom dan Luring dihadiri oleh Wakil Kepala LPPM IPB, Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno S.Pi., M.Si. peneliti dari IPB maupun Udinus.  Dipimpin Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc., selaku Ketua Tim Program Penelitian Institusi Agromaritim IPB. Udinus dalam kesempatan itu diwakili oleh Dosen Teknik Industri Udinus Dr. Rindra Yusianto., S.Kom., M.T. Selain itu, juga hadir pula  kelompok tani Kentang di wilayah Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.
 
Sementara dari Industri dihadiri CEO Adhiguna Laboratory Adi Nurcholis, M.Sc., serta dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Wonosobo dihadiri oleh Sidik Widagdo, S.Sos., M.Si.
 
Peneliti sekaligus Dosen Teknik Industri Udinus Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T., menjelaskan bahwa di daerah dieng  salah satu komoditas unggulan yakni kentang,  memang dari beberapa riset yang telah dilakukan kentang merupakan komoditas yang paling unggul. Ungkap Rindra, Aplikasi yang telah dirancang bersama yakni Smart Agrologistik telah dirancang dan diimplementasikan kepada kelompok tani di daerah Wonosobo. 
 
“Kegiatan monitoring pada kali ini merupakan tindak lanjut dari implementasi Program yang dirancang oleh IPB dan Udinus. Aplikasi itu Aplikasi itu bertujuan untuk mempertemukan kelompok tani, pengepul, pedagang, industri dan konsumen pasok kentang di wilayah Wonosobo,” jelasnya. 
 
Aplikasi Smart Agrologistik diciptakan untuk meningkatkan kinerja para petani dalam melakukan transaksi dengan calon pembeli. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan fitur katalog, manajemen stok, transaksi, pembayaran, hingga tracking pengiriman produk. 
 
Sementara itu, Ketua Tim Program Penelitian Institusi Agromaritim IPB, Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. Penelitian teori Smart Agrologistik merupakan pengembangan disertasi dari Dosen Teknik Industri Udinus, Dr. Rindra Yusianto, S.Kom., M.T. Sedangkan pada berbagai aspek aplikasi di lapangan merupakan  kolaborasi dengan Akademisi, Badan Usaha, komunitas, Pemerintahan dan Media. Menurutnya Lokasi sampel memang di daerah Wonosobo sebagai langkah awal dan dapat dikembangkan di lokasi yang lebih luas, begitu juga dengan komunitasnya.
 
“Ke depan kami akan uji coba di beberapa komunitas dan bisa diintegrasikan bisa menjadi karya kolaborasi yang lebih baik. Nantinya kami juga bisa memperhatikan aspek lingkungan juga. Hzasil berikutnya dapat dikembangkan ke arah panen dan prediksi di masa yang akan datang,” tutupnya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Humas Udinus