Bantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Tahu di Kelurahan Jomblang, Kota Semarang, dosen Program Studi S-1 Teknik Industri dan S-1 Teknik Biomedis Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, melakukan Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Kegiatan tersebut  berupa ‘Pembuatan Alat Bantu Pemindahan Material Pada UKM Tahu Sebagai Upaya Pengurangan Resiko Ergonomi’. 
 
Program tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan didanai oleh langsung oleh Udinus. Dua dosen yang berasal dari dua Prodi dibawah naungan Fakultas Teknik Udinus itu yakni Amalia, S.T., M.T sebagai ketua tim PKM sekaligus merupakan dosen di Prodi S-1 Teknik Industri. Sedangkan, Menik Dwi Kurniatie, S.Si., M.Biotech sebagai anggota tim PKM sekaligus dosen di Prodi S-1 Teknik Biomedis. 
 
Dalam proses pengerjaannya, para dosen tersebut melibatkan juga para mahasiswa yakni M. Fajar Sukma, Adib Muhammad Fauzan dan Mahendra Adi Pratama. Topik riset sekaligus dijadikan topik Tugas Akhir dari ketiga mahasiswa tersebut secara berkelompok atau yang disebut dengan Capstone Design. Ketiga mahasiswa tersebut memiliki pembagian tugas masing-masing yang merupakan implementasi dari bidang keilmuan mereka. 
 
Dalam wawancaranya,  ketua tim PKM sekaligus merupakan dosen di Prodi S-1 Teknik Industri, Amalia, S.T., M.T menjelaskan Kegiatan kemitraan itu dapat memberikan solusi atas permasalahan mitra sehingga memberikan peningkatan produktivitas. Menurutnya, ide membantu UKM Tahu milik Pak Parto yang berada di Jomblang Kota Semarang, berangkat dari permasalahan sederhana. 
 
“Kami melihat aktivitas pemindahan dan pengangkatan bahan baku kedelai secara manual menggunakan tangan, tanpa bantuan alat atau mesin angkut dilakukan di UKM Tahu tersebut. Aktivitas pengangkatan dan pemindahan secara manual dan tidak ergonomis, dan tentunya mempengaruhi kesehatan pekerja dan berimbas pada menurunnya produksi tahu,” jelasnya. 
 
Amalia, S.T., M.T., sebagai dosen yang menekuni bidang kajian Product Development and Ergonomic menjelaskan pula bahwa aktivitas yang tidak ergonomis mungkin belum dirasakan secara tidak langsung namun berdasarkan survey yang dilakukan sudah ada indikasi rasa nyeri pada beberapa area tubuh pekerja. 
 
“masalah itu Jika tidak ditanganisegera, maka pekerja dapat mengalami gangguan otot tulang rangka. Berimbas pada kualitas pekerjaan yang menurun,” jelasnya.  
 
Hasil luaran dari PKM yang berjudul ‘Pembuatan Alat Bantu Pemindahan Material Pada UKM Tahu Sebagai Upaya Pengurangan Resiko Ergonomi’ menghasilkan trolly pengangkut dari bahan stainless steel berstandar pangan. Alat tersebut kini telah dipergunakan oleh UKM Tahu  pak Parto untuk meringankan kerja dari para pekerjanya. 
 
“Kami juga melakukan pengukuran kerja terhadap para pekerja dan juga memberikan penyuluhan terkait risiko ergonomi,” ungkapnya. Dalam kegiatan ini, kedua narasumber memberikan himbauan kepada para pekerja dan pemilik di UKM mengenai pekerjaan yang beresiko, cara mengukur resiko dan cara pengendalian resiko ergonomi. 
 
Sementara itu, M Fajar Sukma yang turut terlibat dalam PKM dan mampu menyelesaikan Tugas Akhir berkelompoknya mengaku senang dapat menyelesaikannya dengan baik. Ia berharap dengan alat yang telah diberikan dapat mempermudah proses kerja, meringankan beban kerja, dan mempercepat proses pemindahan di UKM tersebut
 
“Kami senang dapat menyelesaikan TA secara berkelompok. Melalui TA tersebut yang diterapkan di FT Udinus kami dapat menyelesaikan dengan cepat dan saling bertukar pikiran antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya,” tutupnya. 
 
Proses pengerjaan PKM dikerjakan selama kurang lebih 8 bulan, mulai dari koordinasi dengan mitra hingga proses pembuatan alat. Tugas Akhir secara berkelompok atau Capstone design sendiri merupakan muara hasil akhir mahasiswa saat kuliah, dimana mahasiswa harus bisa menyelesaikan suatu masalah dari desain awal hingga implementasi dalam sebuah pameran tugas akhir. 
 
Dalam mengerjakannya, mahasiswa dituntut untuk bekerja Bersama tim, yang secara softskill dapat mengasah jiwa kepemimpinan. Dalam pengerjaan alatnya mahasiswa juga dipantau oleh satu dosen pembimbing. 
 
Dalam kegiatan tersebut, ketiga mahasiswa melakukan deseminasi hasil Tugas Akhir sebagai bentuk pengakuan dan validitas dari apa yang telah mereka kerjakan. Hal ini ternyata mendapat respon yang sangat baik dari pemilik UKM, “selama ini ada beberapa kali universitas lain melakukan observasi di sini. Namun, belum ada yang mengadakan acara seperti ini untuk memberikan pengetahuan dan hasil studi mereka secara lengkap.” Pihak UKM juga menginginkan adanya kerjasama lebih lanjut ke depannya. (Humas Udinus/Alex. Foto: Dok. FT)