Forum Wartawan Pemprov DPRD Jawa Tengah (FWPJT) bekerjasama dengan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menggelar Seminar Kehumasan. FWPJT mengundang Juru Bicara Presiden Republik Indonesia Johan Budi, Sp sebagai pemateri utama dalam seminar yang bertema “Transformasi Public Relation di Era Digital Media” tersebut.
 
 
 
Dihadapan ratusan mahasiswa, Johan menyampaikan bahwa seseorang yang berprofesi sebagai Public Relation (PR) saat ini harus mengenal media sosial. “PR tidak boleh hanya mengandalkan media mainstream saja, tetapi harus mengikuti perubahan yang terjadi sewaktu-waktu” jelas mantan Jubir KPK tersebut. Ia mengatakan kehumasan pemerintahan harus mengikuti perubahan secara kreatif. 132 juta lebih penduduk Indonesia saat ini mengakses internet, dimana sebagian besarnya digunakan untuk media sosial. Presiden di beberapa negara pun menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi dengan publik termasuk presiden RI Jokowi. Persepsi PR saat ini pun bergeser, yang semula hanya menganalisa klipingan koran dan dianggap berada di level bawah kini menjadi posisi yang penting dan keberadaannya harus dekat dengan decision maker atau pimpinan. Humas juga dituntut harus paham dengan stake holder-nya agar persepsi yang muncul ke permukaan tepat sasaran. “Seorang humas tidak boleh berbohong dan menutupi fakta data, namun juga tidak harus menyatakan semuanya,” pungkas Johan Budi.
 
 
 
Cara masyarakat mengakses informasi yang semakin bebas memunculkan persaingan di dalam industri media. Untuk bertahan, media harus melakukan inovasi disruptif agar tidak tergerus oleh kompetitor. Saat ini semua orang bisa menjadi story teller, tidak hanya jurnalis saja yang bisa menyampaikan informasi, semua orang bisa menjadi penyampai informasi dengan teknologi sekarang ini. Selain Johan Budi, dalam seminar yang digelar pada Selasa (28/11) 2017 di Aula gedung E lantai 3 kampus Udinus ini juga mengundang Gunawan Permadi Pimpinan Redaksi (Pimred) Suara Merdeka sebagai pemateri. (*Humas/mey)